youngkcute

jisung sekarang berada di dalam mobil changbin, dia gak kaget waktu changbin balas chatnya 15 menit kemudian yang isinya bilang bahwa lelaki yang lebih tua sudah berada di depan rumahnya.

“lo udah siapin semuanya?”

“siapin apa?”

“katanya lo mau gue ajak pergi.” “katanya lo mau hidup berdua gue aja?”

“gue gak ngira kalo lo bakal langsung iyain???” “tapi barang gue udah rapih sih di dalem.”

“sebelum gue ajak lo pergi, kasih gue alesan kenapa lo mau gue ajak pergi?”

“gue capek,” “udah gak ada yang bisa gue percaya lagi disini,” “pacar gue, temen gue, brengsek semua.” “gue capek banget kalo masih harus hidup sama mereka.”

“kenapa milih gue?”

“hah?”

“kenapa lo pilih gue buat pergi sama lo?” “kita temen kalo lo lupa, lo percaya sama gue?”

“siapa bilang gue anggep lo temen?” “gue sayang sama lo, gue suka ya sama lo, seo changbin.” “gausah pura pura gatau.”

tawa sumbang terdengar dari yang lebih tua,

“tapi lo punya pacar?”

“apa yang bisa gue harapin dari pacar hasil comblangan temen yang malah selingkuh sama temen gue sendiri???”

“kok lo kasian sih.”

“ya emang gue kasian, gue naksir lo dari dulu sebelum punya pacar dan lo tau tapi diem aja.”

“ya lo yang suka sama gue, gue harus ngapain? gue harus bersikap gimana?”

“tau ah males ngomongin ini nanti ujung ujungnya lo cuma ngeledekin gue!”

“kalo gue bilang sekarang gue bisa bales perasaan lo gimana?”

“gausah garagara gue ajak lo pergi lo jadi gini ya, seo changbin!”

“enggak,” “gue beneran. emang lo pikir gue setuju ajak lo pergi kalo bukan garagara gue suka sama lo juga garagara apa?”

“l-lo?”

“iya, gue suka sama lo juga. gue sayang sama lo.” “gue ngebales perasaan lo nih, seneng gak?”

“brengsek lo!” “pake ditanya, ya seneng laaahhh”

“anjing, lo beneran gak ada jaim jaimnya ya sama gue.” “tapi lucu gue suka.”

“diem lo!”

“jadi?”

“hah? jadi?”

“jadi pergi gak?”

“jadi!!!”

“tunggu sebentar gue ambil barang gue, jangan kemana mana, gue cuma sebentarrr”

“iyaaa”

jisung keluar mobil sambil tertawa kecil, dia berlari kecil ke dalam rumah. ah dia rasa dia bisa gila karena terlalu senang.

benar, tidak sampai 10 menit semua barang bawaan jisung sudah ada di dalam bagasi mobil changbin.

“udah semua?”

“heem, udah.”

“okay, sekarang kita mau kemana?”

“kemana aja, terserah lo. asal sama lo gue bisa kok bertahan hidup.”

“anjing, itu namanya lo manfaatin gue!”

“hahaha ya emang?” “selain gue suka sama lo, gue suka harta lo juga kalo lo mau tau.”

“ya gue gak keberatan juga sih, duit gue juga gak bakal abis kalo cuma buat ngehidupin lo doang.” “kan sekalian nanti gue kerja lagi buat ngehidupin anak anak kita.”

“hah?????” “gila ya lo?????”

suara tawa changbin memenuhi mobil yang melaju meninggalkan rumah jisung. tapi gak lama kemudian diganti suara teriakan jisung

“LO JANGAN NGOMONG HAL MENGGELIKAN KAYA GITU SEO CHANGBINNNNNN GAK PANTES AAAAAAA GUE MERINGDING ANJIIIINGGGGG”

manis

jisung sudah berada di depan unit apartment seungmin, dengan keringat dingin dan detak jantung yang tidak karuan dia beranikan diri untuk ketuk pintu unit tersebut. tiga ketukan, tepat setelah ketukan ketiga pintu terbuka.

“permisi?”

“ah iya, nyari siapa ya?”

“gue cari seungmin, seungminnya ada?” jisung berucapan dengan sangat cepat, keliatan sekali gugupnya.

“ada, lo ikut gue masuk aja tunggu di sofa sebentar biar gue panggilin seungminnya dulu.”

“ah okay, makasih –?”

“felix, lo bisa panggil gue felix.”

“okay, makasih lix.”

felix hanya mengangguk dan jalan ke arah kamar seungmin. jisung duduk sambil memainkan jari jari tangannya, takut dia takut sekali bertemu seungmin.

gak lama suara felix kembali menyapa indra pendengaran jisung,

“kata seungmin lo bisa masuk langsung aja ke kamarnya.” ucap felix sambil menunjukan telunjuknya ke arah pintu berwarna baby blue.

jisung pun langsung berdiri dan berjalan menuju kamar seungmin setelah mengucapkan terima kasih ke felix.

baru saja jisung mau mengetuk pintu, terdengar suara seungmin

“langsung masuk aja gak gue kunci.”

jisung pun menurut dan langsung masuk ke dalam kamar, dan menemukan seungmin duduk di meja belajarnya.

“hai,” “s-seungmin,”

“hm.”

hening, sangat hening. jisung bingung mau memulai dari mana, dan seungmin yang acuh tetap gerakan penanya diatas lembaran lembaran tugas yang jisung yakin itu tugas yang dia belum sempat kerjakan.

“mau sampe kapan lo diem disitu?” suara seungmin pecahkan hening.

“ah iya, ituㅡ” “gue mau minta maaf udah buat lo risih.” jisung berucap dengan pelan dan tangannya menggaruk tengkuk.

“lo kesini cuma buat bilang itu?”

“ya... iya?” jisung sendiri gak yakin sama jawabannya.

“cupu. emang lo cupu.” “dan sialnya gue suka sama cowok cupu kayak lo.”

“min?” “maksud lo apa?” “gue gak salah dengerkan?”

“ya menurut lo aja,”

jisung beranikan diri dekati seungmin yang masih duduk di bangku meja belajarnya.

“lo suka gue?”

gak jawaban.

“seungmin, lo suka gue?”

“iya. gue suka sama lo.” “tapi gue bakal pikir pikir lagi buat lanjutin perasaan ini,” “gue gak mau suka sama cowok cupu.”

“JANGAN,” “lo harus tetep suka gue.” jisung gak sengaja naikan nada bicaranya, buat seungmin tatap bingung ke dia.

“kenapa?” “kenapa gue harus tetep suka sama lo?”

“karena gue mau nembak lo.”

“emang kalo lo nembak gue, gue bakal terima?”

“YAIYA! lo suka gue, gue juga suka banget sama lo. gak ada alesan lo buat nolak.”

“hm.”

“jadi... kimseungminmauyajadipacargue?”

jisung gugup, dia sangat gugup sehingga tidak mampu ucapkan perkataannya dengan jelas.

“hah? lo ngomong apa?”

“kim seungmin,” “mau ya jadi pacar gue?”

“gue bisa jawab gak mau, gak?”

“enggak bisa!”

“okay, kalo gitu.”

“okay apa?????”

“mau.”

“HAHHH GILA GUE GILA” “MIMPI APA SEMALEM GUE BISA PACARAN SAMA KIM SEUNGMIN.”

seungmin yang liat tingkah berlebihan jisung hanya memutar bola matanya malas.

jisung yang liat itu langsung hilangkan jaraknya dengan seungmin, tangkup wajah yang lebih muda.

“l-lo ngapain?!” seungmin gak siap buat dapat serangan dadakan dari jisung seperti ini.

“mau liat muka pacar gue dari deket,”

seungmin coba lepas tangan jisung yang tangkup wajahnya, tapi tenaganya kalah besar.

sial. wajahnya yang sudah mulai memerah makin memanas saat jisung tipiskan jarak antara wajah mereka.

“manis, lo emang semanis ini ternyata. gak nyesel gue naksir lo dari dulu.”

“apaansih lo!”

“gausah salting gitu dong manis.” senyum jahil terhias di wajah jisung, dan anehnya seungmin suka itu.

seungmin terpaku oleh senyum jisung, gak sadar fokus jisung sudah tertuju pada bibir merahnya.

seungmin lebarkan matanya tepat saat jisung pertemukan bibir mereka. dikecup lama bibir yang lebih muda. matanya memejam. buat seungmin ikut pejamkan mata dan kalungkan tangannya ke yang lebih tua.

tanpa sadar seungmin mulai ikuti alur yang jisung buat, bisa dilihat cara jisung tuntun seungmin ke dalam ciuman yang mendalam, dan lembut.

tangannya tak berhenti mengelus-elus pipi si manis. bibirnya sesap bergantian bibir atas dan bawah seungmin. gigit kecil bibir bawah si manis biar dia bisa telusupkan lidahnya ke dalam mulut seungmin. lidahnya dengan gencar jelajahi setiap sisi di dalam. sial. dia bisa gila karena seungmin benar benar buat ciuman ini terasa sangat manis, buat kepala jisung terasa kosong.

jisung gak bakal berhenti buat lahap rakus mulut seungmin kalo dadanya gak dipukul oleh yang lebih muda.

seungmin hirup nafasnya banyak banyak, gila, dia merasa gila bagaimana bisa dia nikmati ciuman jisung sampai buat paru parunya kehabisan oksigen.

jisung yang liat seungmin terengah-engah hirup nafas banyak banyak dengan wajah memerah tersenyum senang. merasa bangga karena siapa sangka dia yang buat seungmin begitu.

“manis,” “lo manis,” “gak cuma muka lo tapi juga mulut lo. gue suka.”

seungmin terbaring lemas di atas kasur, menggeletakkan handphonenya sembarangan karena terlalu malas untuk balas chat hyunjin.

gak sadar hampir 10 menit dia hanya berbaring diam tanpa suara sambil pandang langit-langit kamar sampai terdengar salam dari hyunjin saat masuk rumah.

yang lebih tua tidak langsung masuk kamar, memilih untuk cuci tangan dan siapkan bubur buat yang lebih muda. tapi, yang namanya hyunjin itu ceroboh. gak lama di dapur, kira kira baru 5 menit, tapi sudah pecahkan satu gelas yang bunyinya sampai kamar dan seungmin cuma hela nafas saat mendengar suara nyaring itu, sudah biasa.

seungmin yang terlalu lemas untuk bangkit akhirnya hanya diam di kasur tunggu hyunjin bersihkan pecahan gelasnya sendiri, lagian kalau dia keluar juga pasti bakal disuruh masuk ke kamar lagi. jadi, seungmin gak mau buang-buang tenangnya.

akhirnya setelah menunggu 10 menit, hyunjin muncul membawa semangkuk bubur ayam, segelas air mineral dan seplastik obat-obatan. melihat wajah pucat dan tubuh kecil seungmin yang terbaring lemas di atas kasur membuat hyunjin sangat khawatir.

“keadaan lo udah kayak gini bisa bisanya tetep gak ngabarin gue duluan ya lo?”

seungmin cuma menunduk, malas menjawab pertanyaan hyunjin.

“lo tau gak sih gue sedih banget liat lo gini? apa lagi lo gak ngabarin gue sama sekali, gue sedih, gue ngerasa gak bisa berguna buat lo, gak bisa jagain lo.”

seungmin mendengar itu langsung dongakan kepala, tatap dalam mata yang lebih tua. ada pancaran kesedihan di matanya, dan dari nada bicaranya dia tau hyunjin kecewa.

“hyunjin... maaf...” “gue gak maksud gitu kok, gue beneran cuma takut ganggu lo.”

“tapi udah gue bilang kalo penting kasih tau gue, mong.”

“iya... maafin gue... lo jangan sedih lagi ya?” “jangan marahin guenya lagi juga, kan tadi udah...”

terdengar helaan nafas pelan hyunjin, mau gak mau hyunjin cuma mengangguk, siap ambil bubur untuk suapi si manis. seungmin pun terima suapan demi suapan dengan senang hati, jangan kasih tau hyunjin sebenarnya dia juga sangat lapar.

gak ada percakapan saat seungmin makan, buburnya habis dalam sekejap dan seungmin langsung minum obat-obatnya.

“udah beres, sekarang lo tidur.”

“gak mau.”

“jangan bandel. lo lagi sakit.”

“gak mau tidur,” “kalo gak lo kelonin.”

“gue gak mau ketularan penyakit lo.”

“KOK LO JAHAT SIH???”

hyunjin cuma naikan bahu tanda tak peduli.

“hyunjinnnnn”

gak ada jawaban

“hyunjin ayo donggg”

masih gak ada jawaban dari yang lebih tua

“hyunjinnn” “sayangggg”

“hm”

“IH MASA GUE PANGGIL SAYANG DULU BARU NYAUT.”

hening lagi, hyunjin malah baringkan badannya di sisi kasur yang lain dan punggungi si yang lebih muda.

“hyunjin, dingin.”

“selimutan.”

“udah, tetep dingin.”

seungmin hampir berteriak riang saat hyunjin balik badan hadap ke dia. cengirannya sangat lebar hyunjin jadi gemas sendiri.

“mau dobel selimut?”

“enggak, mau dipeluk lo”

“yaudah sini, deketan”

seungmin langsung masuk kepelukan hyunjin, nelusupin wajahnya di perpotongan leher yang lebih tua. dia suka wangi hyunjin.

hyunjin elus kepala seungmin pelan, yang lebih muda tetep gak mau tidur. malah berceloteh ria cerita apa yang dia alami seharian ini.

“kan gue suruh tidur, bukan cerita.”

“gue belom ngantuk, tadi gue lanjut tidur abis pingsan.”

“tapi harus dipaksa tidur biar istirahat lo cukup.”

“gak mau.” seungmin kembali nelusupin kepalanya dan geleng geleng diperpotongan leher hyunjin.

hyunjin udah gak tahan liat tingkah lucu seungmin, dia dongakin kepala yang lebih muda. kedua tangannya tangkup wajah seungmin dan tatap tepat di mata.

“lo sakit aja gemes banget gini, kayak bayi.”

pipi seungmin memerah, seungmin coba lepas kepalanya dari tangkupan tangan hyunjin tapi ditahan dan pipi seungmin makin memanas saat hyunjin kecup bibirnya.

“tuh kan makin gemes pipinya merah.”

seungmin baru mau protes, tapi hyunjin udah buka mulut duluan.

“boleh cium?”

“kan barusan udah.”

“itu cuma kecup,” “boleh cium gak?”

seungmin cuma jawab dengan anggukan sambil buang pandangan dari hyunjin. hyunjin terkekeh sebentar sebelum pertemukan bibirnya dengan bibir seungmin.

hyunjin kecup lama bibir seungmin sebelum mulai melumatnya dengan perlahan. pelan, pelan sekali. gak ada nafsu yang nampak, hyunjin lakukan itu dengan sangat perlahan. bisa dilihat bagaimana cara hyunjin salurkan rasa sayangnya dari ciuman itu.

tangannya tangkup wajah seungmin dengan lembut, bibirnya terus lumat lembut bibir seungmin. bisikan kata kata sayang gak berhenti hyunjin ucapin disela sela ciumannya.

sampai keduanya kehabisan nafas, hyunjin lepasin ciumannya. yang lebih muda langsung hirup nafas banyak banyak. wajahnya memerah, matanya sayu. hyunjin bisa gak tahan kalau liat pemandangan ini lama lama akhirnyanya dia memilih untuk buang pandangannya.

“udah sekarang tidur, gue juga ngantuk.” ucap hyunjin langsung pejamkan matanya.

seungmin pun menurut, dia pejamin matanya, wajahnya berhadapan dengan dada bidang hyunjin. dia masih gak bisa tahan senyumnya waktu dengar gemuruh detak jantung hyunjin yang berisik. sama persis dengan detak jantungnya sekarang.

hyunjin eratkan pelukannya, cium kepala seungmin sekali dan ucapkan selamat tidur sebelum akhirnya mereka berdua benar benar terlelap.